Provinsial CSsR Indonesia

Profil

Kongregasi Sang Penebus Mahakudus (Congregatio Sanctissimi Redemptoris) disingkat C.Ss.R. Kongregasi C.Ss.R didirikan oleh St. Alfonsus Maria Yohanes Fransiskus Kosmas Damianus Michael Angelo Gaspara de Liguori pada tanggal 9 November 7132 di Scala, Italia Selatan. Nama Kongregasi diresmikan pada tanggal 9 Desember 1748. Kongregasi berpusat di Italia. Saat ini kongregasi C.Ss.R sudah tersebar di seluruh dunia (70 negara) dengan 41 Propinsi, 21 Vice Propinsi, 10 Kategori dan 7 daerah misi. Kongregasi C.Ss.R masuk Indonesia sejak tahun 1957 dari Propinsi Koln, Jerman.

Peristiwa Penting Redemptoris (C.Ss.R) Indonesia
Tanggal 15 Januari 1957 yang lalu, lima misionaris Redemptoris asal Propinsi Koln-Jerman tiba di Waingapu-Sumba Timur. Ini merupakan peristiwa bersejarah karena mereka mengambil alih tugas pengembalaan umat Katolik Sumba-Sumbawa dari misionaris SVD. Tahun 2007 yang lalu juga, Kongregasi Redemptoris Indonesia memperingati 50 tahun karyanya di Indonesia.
 
REDEMPTORIS & Karya Pastoral
Kongregasi Redemptoris (CSsR) didirikan oleh St. Alfonsus de Liguori dengan motto dari Mzm. 130:7: “Pada Tuhanlah Penebusan Berlimpah-limpah” (Copiosa Apud Eum Redemptio). Dengan motto ini, para Redemptoris mewartakan penebusan yang berlimpah-limpah kepada banyak orang teristimewah mereka yang miskin dan terlantar. Untuk itu para Redemptoris mengemban tugas dalam bidang pastoral parokial dan kategorial seperti Misi Umat (Parish Mission), Retret, pendampingan kaum mudah dan panggilan. Selain itu para Redemptorsi juga berkarya di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Di bidang pendidikan melalui Yayasan Nusa Cendana (YAPNUSDA) para Redemptoris menangani SD, SMP dan SMA Katolik di Sumba Timur. 
Saat ini para Redemptoris berkarya di beberapa keuskupan di Indonesia seperti di Keuskupan Weeetebula, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang, KeuskupanLarantuka dan Keuskupan Palangkarya. Sedangkan untuk misi di  luar negeri, para Redemptoris berkarya sebagai misionaris di Australia, New Zealand, Samoa, Filipina, Jepang dan Jerman.
 
Panggilan & pendidikan REDEMPTORIS
Tiap tahun banyak orang muda yang merelahkan dirinya untuk bergabung menjadi anggota Redemptoris. Mereka tertarik dengan model persaudaraan dan metode karya pastoral para Redemptoris.
Pendidikan para Redemptoris ditempuh sebagai berikut: Postulat di Pada Dita, Waingapu, Sumba Timur selama 1 tahun, Novisiat di Wanno Gaspar, Sumba Barat selama 1 tahun, kemudian pada akhir masa novisiat, calon akan mengikrarkan kaul pertama.
Calon yang diterima menjadi frater kemudian akan melanjutkan studi pada Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Selama kurang lebih 6 tahun menjalani studi para frater akan tinggal di Wisma Sang Penebus Nandan, Yogyakarta. Selesai menjalani studi di Yogyakarta, para frater akan dikirim untuk belajar bahasa Inggris guna melanjutkan program imamat di Filipina.
Selain menjalani pendidikan formal Filsafat dan Teologi, para frater juga dibekali dengan pelbagai macam kegiatan penunjang akademik dan nono akademik seperti latihan kotbah, sidang akademi, proyek sosial, pengabdian sosial, musik, olahraga, dll.
 
REDEMPTORIS Indonesia & Kemandirian
Tanggal 1 Agustus 2002 yang lalu, tepat pesta peringatan St. Alfonsus,  Redemptoris Indonesia resmi menjadi propinsi baru. Setelah sebelumnya, selama 45 tahun merupakan Vice-Propinsi dan Propinsi induk Koln-Jerman.
Sebagai propinsi baru, Redemptoris Indoensia dituntut untuk menjadi mandiri dalam  berbagai hal, terutama dalam hal ketenagaan dan finansial. Saat ini yang menjadi masalah cukup serius bagi Propinsi Indonesia adalah masalah finansial, khususnya yang berkaitan dengan biaya pendidikan para frater dan pendidikan lanjutan para Redemptoris.
Saat ini, dalam usianya yang  lebih dari setengah abad telah dibentuk wada solidaritas yang memberi perhatian dan penggalangan Dana Pendidikan Seminaris (DPS) Redemptoris. Penggalangan dana dan bantuan ini tebuka bagi siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap para calon imam Redemptoris