Provinsial CSsR Indonesia

Sejarah Redemptoris di Indonesia

68 TAHUN LALU REDEMPTORIST LEWAT DI JAKARTA
By P. Willy Pala

Setelah melewati Perjalanan panjang dari Roterdam-Cape of Hope-Padang akhirnya 5 Misionaris Redemptorist Pionir dari Köln, Jerman Barat mendarat di ibu kota negara "belia" indonesia.

Suasana ibu kota dan rasanya seperti diceritakan P. Stützer CSsR.

"Kami tiba di Jakarta pada tanggal 19 Desember jam 01.30 dini hari. Pagi hari kami dijemput oleh P. Droog SVD dan diantar ke Jatinegara di mana SVD berkarya di sebuah paroki (Matraman) dan mempunyai banyak tempat untuk tamu.

Perjalanan ke sana kami mengalami keadaan jalan yang rusak dan melihat kali-kali yang digunakan untuk segala kepentingan manusia. Ada juga gembala yang menggiring kawanan sapi melalui jalan. Di mana-mana kami menyaksikan tumpukan sampah, baunya menusuk hidung dan tidak dipeduli oleh pengemudi. Kami heran juga tentang peraturan lalu lintas, di mana tiap orang menggunakan kesempatan atau memberikan kesempatan sesuai dengan kebutuhan.

Pada hari raya Natal kami memimpin misa malam di beberapa gereja ibu kota. Waktu itu masih dirayakan di seluruh dunia dalam bahasa Latin. Sehabis misa kami kembali dalam keadaan basah-kuyup karena belum biasa dengar iklim tropis.

Kami tinggal lama di ibu kota Indonesia sebab barang kami harus dipindahkan dari “T.S Darmstadt” ke sebuah kapal lain yang akan mengantar kami ke Surabaya. Kami menggunakan waktu luang untuk melihat keindahan Jakarta, rumah-rumah dari zaman kolonial, museum, mesjid dsb”.

Begitu cerita Pater Mario Stützer. Tentu suasana ini sudah jauh berbeda setelah 68 berlalu.

Tadi pagi salah satu ujud dalam misa kudus adalah mengenang jasa para Misionaris pemberani ini. Ya .. tanpa para misionaris yang memutuskan untuk menjawab YA pada panggilan ini tentu kami tidak akan pernah ada di bumi indonesia.

Tentu indonesia adalah negara 'anta berantah" bagi mereka. Jika indonesia saja sudah seperti itu dalam pikiran mereka, bagaimana pula dengan SUMBA yang menjadi destinasi terakhir mereka. Sudah pasti lebih "aneh" lagi.

Para peletak dasar selalu menjadi pembuka jalan yang berdarah untuk kesuksesan yang dialami saat ini. Dalam misa tadi saya membayangkan apa yang akan mereka katakan tentang pertumbuhan Redemptoris yang terjadi saat ini.

Ya.. Matraman cuma beberapa kilometer dari Cijantung. Seandainya mereka masih hidup, tentu akan sangat membahagiakan melihat mereka dapat merayakan Ekaristi di sini.

Ya...Sudah pasti mereka tidak akan lewat lagi. Mereka akan bangga merayakan ekaristi dan melayani.

Terima kasih para misionaris ulung. P. Mario, P. Luckas, P.Kiwus, P. Kellerman dan Br.Klemens. Beristirahatlah dalam damai.

Jasa dan dedikasimu akan terus terpatri dalam hati dan sejarah kita di indonesia.

Copiosa apud Eum Redemptio.